Sosok barongan atau ondel-ondel merupakan salah satu kebudayaan dari Betawi yaitu masyarakat asli kota Jakarta, saat
kota Jakarta berulang tahun sosok yang satu ini tidak akan pernah ketinggalan,
bentuk yang unik, seram dan berwarna warni membuat acara tersebut semakin meriah,
ondel-ondel bisa di bilang sebagai maskotnya kota Jakarta,yang mayoritas
penduduknya suku Betawi walaupun maskot Kota Jakarta adalah salak Condet dan Elang Bondol, meskipun perkembangan jaman yang sudah serba canggih
sosok ini tidak akan pernah lekang oleh jaman, setiap orang selalu menunggu
kehadirannya namun kini pengrajin ondel-ondel di DKI Jakarta dapat dihitung oleh jari salah satunya adalah "Ondel-Ondel Rifky Albani" yang masih tetap mempertahankan kebudayaan khas Betawi ini.
Kerangka ondel-ondel ini terbuat dari bambu dengan ukuran tingginya
sekitar dua setengah meter, dengan diameter garis tengah delapan puluh
centimeter serta topeng yang dibentuk oleh ukiran pohon randu ataupun sengon namun kini semenjak era modern wajah ondel-ondel dibuat menggunakan fiberglass dengan resin dan catalys, bentuknya yang menyeramkan tidak lagi ditakuti oleh anak-anak karena kini wajah ondel-ondel lebih dominan memiliki bentuk cantik dan tampan biasanya wajah pria berwarna merah menandakan tampan dan gagah sedangkan wajah wanita berwarna putih seakan-akan cantik dan menawan, sedangkan rambutnya terbuat dari ijuk atau yang
biasa untuk membuat sapu, ijuk dibalut dengan kembang kelapa yaitu kertas berwarna warni sehingga
mirip dengan rambut.
Pada jaman dulu ondel-ondel sering di gunakan sebagai penolak
bala, tujuannya adalah agar roh-roh halus yang bergentayangan sering mengganggu
manusia bisa diusir, bentuk wajah yang menyeram dan matanya yang melotot
dipercaya mampu untuk mengusir roh-roh halus,selain itu ondel-ondel juga
berfungsi sebagai pengusir wabah di suatu desa.
Tetapi pada jaman pemerintahan Gubernur Ali Sadikin pada
tahun 1966-1977 ondel-ondel mulai diangkat sebagai kesenian rakyat, akan tetapi
penampilan sosok ini belum menarik seperti sekarang, sebelumnya ondel-ondel ini
mirip dengan orang-orangan sawah sangat menyeramkan, namun oleh Ali Sadikin
sedikit demi sedikit tampilan ondel-ondel ini mulai di permak hingga
penampilannya m
enarik hingga saat ini.
Ondel-ondel juga sering di iringi dengan musik tanjidor, gambang
kromong, ketimpring, marawis, ataupun hadroh yaitu kesenian musik khas Betawi yang dimainkannya secara berkelompok inilah
sejarah ondel-ondel dari Betawi,
No comments:
Write comments